Kamis, 11 Desember 2008

pakan ternak berbasis limbah

1. Pengertian Pakan Limbah
bila dilihat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998), pengertian limbah secara harfiah didefinisikan sebagai sisa proses produksi dan air buanga pabrik. mendefinisikan secara khusus limbah pertanian,yaitu bahan yang merupakan buangan dari proses perlakuan atau pengolahan untuk memperolehhasil utama dan hasil sampingan.
mastika (1991)menyatakan bahwa yang dimaksud dengan limbah pretanian adalah hasil sampingan yang dihasilkan dari pertanian dan belum termanfaatkan secara maksimal. dalam bidang pertanian, industri, perkebunan, peternakan, dan perikanan, maka pengertian limbah akan lebih luas lagi dan bahan sampingan, bahan terbuang, dan bahan tidak terpakai.
apabila limbah tersebut dapat dimanfaatkan secara tepat dan optimal, akan dapat diperoleh pakan yang murah dan bermutu, sehigga dapat meningkatkan pendapatan peternak, mendukung upaya peningkatan populasi dan produktivitas ternak dan membuka peluang usaha, yang sekaligus dapat mengatasi pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh produksi limbahyang tidak ditangani dengan baik.

1.2. Keterbatasan Nutrisi Pakan Limbah
pakan asal limbah untuk ternak ruminansia dan nonrminansia sebagiaan tidak dapat dicerna dan proporsi yang tidak tercerna tersebut cukup besar (protein, karbohidrat, dan mineral)pada ternak monogastrik (berlambung tunggal) termasuk unggas tidak dapat mencerna serat kasar sedangkan protein hamir 50% terbuang sebagai fases. demikian pula dengan ernak ruminansia walaupun memiliki rumen untuk membantu mencerna serat kasar, pada kenyatannya kecernaaan hijauan hanya 50-60%.
umumnya limbah memiliki sifat "bulky" yang disebabkan karena tingginya kandungan serat kasar didalam limbah tersebut.
bahan pakan limbah nabati umumnya tidak mempunyai kandungan asam amino cukup seimbangsehingga dalam penyusunan ransum hendaknya menggunakan leih dari bahan pakan asal nabatidengan tujuan untuk melengkapi kelebihan dan kekurangan asam amino. sehingga bahan pakan asala hewani hanya sebagai pelengkap saja dikarenakan harga lebih maal jika dibandingkan dengan pakan nabati.

1.3. Jenis Pakan Limbah untuk Ternak
bahan pakan limbah untuk ternak terbagi menjadi atas bahan pakan asal nabatiatau yang bersumber dari prodk pertanian, bahan pakan asal hewani atau bahan pakan asal produk perikanan, dan pakan llimbah pelengkap yng uumnya buatan pabrik, yng biasanya digunakan untuk menutupiatau menyempurnakan keseimbangan nutrisi.pakan lmbah mempunyai propori 90-94% dari total formulasi ransum ternak nonruminansia (Rasyaf, 2005). hal tersebut disebabkan karena bahan pakan nabati umumnya sebagai sumber energi yang harus selalu terpenuhi dalam penyusunan ransum.
karena demikian beragamnya jenis limbah yang ada, maka ada baiknya limbah tersebut diklasifikasikan menjadi beberapa jenis limbah yaitu :
1. Limbah pertanian : jerami padi, jerami jagung, jerami kacang-kacangan, jerami kacang kedelai, jerami kacang anah, daun singkong, pucuk tebu, dan sebagainya.
2. Limbah industri pertanian seperti dedak padi, dadak jagung, bungkil kelapa, bungkil kedelai, dan bungkil kacang tanah.
3. Limbah peternakan : kotoran ayam, isi rumen, bulu ayam, lemak telo, tulang dan darah.
4. Limbah perikanan yang melipputi beberapa jenis ikan yang merupakan hasil sampingan pada penangkapan udang dan limbah pada unit pembekuan dan pengolahan/pengalengan ikan seperti kepal, sirip, ekor dan isi perut.
5. limbah perkebunan : semua hasil ikutan dalam usaha tanaman perkebunan tertentu yang menghasilkan produk utama yang menjadi tujuan utama pengusaha. limbah perkebunan yang umumnya digunakan sebagai pakan ternak antara lain pucuk tebu dan daun tebu, gulma hasil penyiangan, limbah rumput pengolahan antara lain tetes (molasis), ampas kelapa sawi,ampas tebu, onggok, dan bagian sampah seperti kulit kopi, kulit coklat, serta air buangan sawit.
5. Limbah tata boga : hasil restauran, hotl, rmah tangga, dan pasar. lmbah tersebut berupa sisa sayuran dipasar yang merupakan limbah pasar yang cukuo banyak serta dapat dimanfaatkan untk makanan trnak babi dan ruminansia.